Usianya sudah 84 tahun. Tubuhnya sudah dimakan usia. Tapi kecintaan ilmuwan Ceko ini kepada Indonesia tak pernah luntur.
Sejak mengenal bahasa Indonesia 64 tahun lalu di Institut Oriental di Praha, Profesor Zorica Dubovska terus mencintai bahasa dan budaya Indonesia, yang menurut dia sangat indah.
Dedikasi dan upayanya yang tak kenal lelah dalam mempromosikan bahasa dan budaya negeri ini membuat Dubovska mendapat penghargaan dari pemerintah Indonesia berupa Bintang Jasa Pratama.
Sebenarnya surat keputusan Presiden atas pengukuhan penghargaan itu sudah terbit pada 2009. Namun bintang jasa tersebut disematkan langsung kepada Dubovska oleh Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Praha, Azis Nurwahyudi, pada upacara peringatan HUT RI ke-65 yang berlangsung di ibukota Ceko itu pada Selasa, 17 Agustus 2010.
Mengenakan setelah berwarna kemerahan bermotif parang, Dubovska tampak sungguh terharu menerima penghargaan yang menurutnya tak pernah diharapkannya. Profesor yang sesekali masih mengajar di sela waktu pensiunnya ini mengaku bahwa dirinya hanya orang biasa.
“Saya ini hanya orang kecil, tak pernah berharap akan mendapatkan penghargaan yang setinggi ini, “ ujarnya.
Dubovska tercatat sebagai pelajar Ceko pertama yang belajar bahasa Indonesia dan berhasil meraih gelar diploma. Intensitasnya mempelajari bahasa Indonesia membawanya menjadi staf di Kedutaan Besar Cekoslowakia di Indonesia tahun 1958-1959.
Dubovska pun terlibat dalam pembuatan proses produksi film bersama Indonesia-Ceko, berjudul Aksi Kalimantan, pada tahun 1961.
Untuk mengajak lebih banyak masyarakat Ceko berbahasa Indonesia, Dubovska memutuskan menjadi dosen di Fakultas Sastra Universitas Carolina pada tahun 1962 hingga tahun 1964. Tahun 1968 Ceko diokupasi Uni Sovyet yang menyebabkan hubungan Ceko dan Indonesia menjadi renggang.
Dua belas mahasiswa yang telah terdaftar di jurusan bahasa Indonesia di Fakultas Sastra Dubovska mengajar, rupanya menjadi angkatan terakhir karena, setelah tahun 1974 jurusan tersebut ditutup.
Aktivitas mengajar Prof.Dubovska sempat terhambat, karena penolakannya untuk bergabung dengan Partai Komunis sebagai anggota, yang menyebabkan statusnya gagal menjadi dosen tetap.
Sederet karya telah diterbitkannya antara lain, Dongeng Rakyat Indonesia (1966), Buku Bacaan Indonesia Untuk Mahasiswa (1969), Pengantar Untuk Bahasa Jawa (1974), Buku Pelajaran Bahasa Indonesia (1998), Antologi Kesusasteraan Indonesia Modern (1996), dan Sejarah Indonesia (2005).
Karya terbaru Dubovska terbaru adalah terjemahan Serat Arjuna Wiwaha dari bahasa aslinya, Jawa Kuno, ke dalam bahasa Ceko. Terjemahan itu sedang dalam proses penerbitan.
Meski mengaku sudah tak mengikuti perkembangan terbaru bahasa Indonesia, Dubovska menyatakan bahwa kecintaannya pada bahasa Indonesia tak akan pernah pudar, dan penghargaan ini akan selalu dikenangnya seumur hidup.
0 Komentar:
Posting Komentar